Fahrun Arrasyid |
"Waktu Segalanya"
Sang senja menunggu embun pagi yang suci
Sampai kapan pun mereka takkan bertemu,,
Mustahil bukan..!!
Sampai kapan pun mereka takkan bertemu,,
Mustahil bukan..!!
Hingga timbul rasa sesal yang tak terlupakan
Mengingat embun pagi yang suci itu
Digunakan semena-mena,,
Digunakan semena-mena,,
Dan Kini,, Sang senja hanya bisa
menunggu datangnya malam,,
menunggu datangnya malam,,
Arti Puisi Di Atas
Sang senja menunggu embun pagi yang suci
#Orang yang sudah tua ingin kembali ke massa kanak-kanak
#Orang yang sudah tua ingin kembali ke massa kanak-kanak
Sampai kapan pun mereka takkan bertemu,, Mustahil bukan,,!!
#Hal itu tidak akan mungkin terjadi
Hingga timbul rasa sesal yang tak terlupakan
mengingat embun pagi yang suci itu digunakan semena-mena
mengingat embun pagi yang suci itu digunakan semena-mena
#Menyesal hal yang sudah terjadi, di massa muda hanya melakukan suatu hal yang tidak berguna
Dan kini sang senja hanya bisa menunggu datangnya malam
#orang yang sudah tua tinggal menunggu waktu beristirahat panjang (meninggal)
#orang yang sudah tua tinggal menunggu waktu beristirahat panjang (meninggal)